Rabu, 25 Mei 2011

Teknik Role Playing dalam Bimbingan Kelompok


Pertimbangan Menentukan Teknik Bimbingan Kelompok: 
Role Playing atau Bermain Peran

Bab I
Pendahuluan

  1. Latar Belakang
Setiap klien mempunyai masalah yang berbeda-beda sehingga teknik yang diterapkanpun berbeda pula sesuai dengan kondisi klien. Misalnya individu sedang mengalami kebingungan dalam menentukan sesuatu, mengalami konflik dengan orang lain baik bersifat individu atau  dengan kelompok. Dalam masalah-masalah berikut kami menggunakan satu buah tehnik yang menurut kami lebih sesuai berdasarkan permasalahan yang kami angkat.
  1. Permasalahan
Di dalam pertimbangan menentukan jenis teknik bimbingan kelompok kami memaparkannya dengan beberapa  permasalahan sebagai berikut:
1.      Dilema individu
2.      Konflik hubungan antar pribadi
3.      Konflik antar kelompok
  1. Tujuan
Pertimbangan dalam menentukan jenis teknik bimbingan kelompok memiliki tujuan, antara lain :
    1. Dengan dapat menentukan teknik bimbingan kelompok yang tepat, dapat memudahkan hubungan konselor dengan klien berdasarkan perilaku dan nilai-nilai pribadi klien.
    2. Strategi melalui teknik permainan kelompok ini dapat memecahkan masalah antara pribadi dengan pribadinya, pribadi dengan orang lain dan antar kelompok.
    3. Konselor dapat mempererat antar siswa karena melalui teknik role playing ini, konselor mengenalkan jiwa dan perasaan orang lain.
    4. Menanamkan tentang fakta-fakta sosial dan nilai-nilai.
    5. Kemahiran dalam menyatakan pendapat.
Bab II
Konsep Teoritik

Menurut  Winkel  (1991:465)  bimbingan kelompok merupakan salah satu pengalaman       melalui pembentukan kelompok-kelompok untuk keperluan pelayanan bimbingan. Pengertian ini juga menekankan pentingnya kelompok sebagai alat atau media dalam bimbingan.

Menurut Romlah (2001:3), bahwa bimbingan kelompok merupakan            salah    satu      teknik            bimbingan       yang    berusaha membantu  individu  agar  dapat  mencapai  perkembangannya secara  optimal sesuai dengan kemampuan, bakat, minat serta nilai-nilai  yang   dianutnya  dan  dilaksanakan  dalam  situasi kelompok.  Bimbingan  kelompok  ditujukan  untuk  mencegah timbulnya  masalah  pada  siswa  dan  mengembangkan  potensi siswa.

Menurut  Romlah  (2001:  87-125)  ada  beberapa  teknik dalam pelaksanaan  bimbingan  kelompok,  yaitu  teknik  pemberian  informasi, diskusi  kelompok,  pemecahan  masalah  (problem  solving),  permainan peranan (role playing), permainan simulasi (Simulation games), karyawisata (Field  trip),  dan  teknik  penciptaan  suasana  kekeluargaan (home room).

Permainan peran berarti memegang fungsi sebagai orang yang dimainkannya, misalnya berperan sebagai Lurah, penjudi, nenek tua renta dan sebagainya. Teknik permainan peran ini berhubungan dengan teknik sosiodrama, karena kedua metode tersebut digunakan secara berkesinambungan dengan cara mempertunjukkan kepada siswa tentang masalah-masalah hubungan sosial, untuk mencapai tujuan pengajaran tertentu. Masalah hubungan sosial tersebut didramatisasikan oleh siswa dibawah pimpinan guru, Melalui teknik ini guru ingin mengajarkan cara-cara bertingkah laku dalam hubungan antara sesama manusia. Cara yang paling baik untuk memahami nilai-nilainya adalah Mengalami sendiri, mengikuti penuturan terjadinya dan mengikuti langkah-langkah guru pada saat pemberian informasinya. Guru memberi kesempatan kepada para pendengar (siswa lain) untuk memberikan pendapat atau mencari pemecahan dengan cara-cara lain, kemudian diambil kesimpulan.

            Dalam permainan peran kemungkinan terjadi diskusi yang seru karena adanya perbedaan pendapat. Timbul pertanyaan, ”apakah dalam keadaan yang sebenamya mereka juga berani berkata demikian? Sampai dimanakah manusia dapat mengambil kesimpulan atau keputusan yang sama apabila dalam situasi yang menekan”. Permainan peran ini menimbulkan sejumlah masalah yang perlu dicamkan oleh para siswa. Perasaan mereka dapat diperkuat oleh pengalaman yang realistis itu.

  
Bab III
Pembahasan

Berikut merupakan pertimbangan menentukan jenis teknik bimbingan kelompok, dalam menyelesaikan masalah-masalah yang terkadang terjadi dalam kehidupan sehari-hari :
1.      Dilema individu
Terkadang individu mengalami suatu kebingungan dalam membandingkan dua hal atau lebih yang sangat sulit dipilih mana yang sama-sama penting diambil karena keduanya dianggap sama-sama penting.  Seperti permasalahan khususnya bagi anak muda yang harus ditangani, karena moral, cara pikir  dan pertimbangan mereka masih relatif egosentris yaitu berpikiran sesuai dengan apa yang mereka inginkan saja tanpa mempertimbangkan orang lain. Melalui teknik penggunaan permainan peran, individu memainkan perannya sendiri atau dalam istilah lain disebut dengan monolog,siswa diajak untuk memaparkan apa yang menjadi permasalahan mereka, ketika suadah mencapai permasalahannya siswa atau peserta lain yang menonton memberi saran dan pendapat tentang masalah tersebut agar dapat dipecahkan. Jika model ini dipraktekkan mereka dapat mengetahui apa yang harus dilakukan, karena siswa selain tahu mana yang harus dipilih. tapi juga mereka seperti disadarkan tentang pikiran yang berbeda dari orang lain,sehingga pola pikirnya menjadi lebih dewasa.
2.      Konflik hubungan antar pribadi
Dalam konflik antar individu teknik permainan peran tepat digunakan untuk masalah ini, karena menurut pengalaman konflik antar individu kebanyakan terjadi karena kesalahpahaman yang fatalnya berujung pada kekerasan fisik. misalnya ada seorang pemuda yang menggoda kekasih oranglain padahal hanya berbincang-bincang saja tetapi oranglain tersebut tidak terima, hal ini seharusnya tidak terjadi kalau saja kekasih perempuan itu tahu apa yang sebenarnya terjadi dan tidak menuruti emosinya. Melalui permainan peran siswa dapat mengungkapkan inti permasalahan konflik tersebut dengan cara setiap siswa memainkannya dan siswa yang lain mencoba memberi masukan bila ada permasalahan yang kurang jelas dan menyimpang dari kebenaran masalah tersebut serta mencoba memahami apa inti dari masalah yang mereka lakukan sehingga para siswa dapat menyelesaikan masalah tersebut sebelum benar-benar terjadi kontak fisik.
3.      Konflik antar kelompok
Permasalahan ini timbul karena adanya perbedaan prinsip antar kelompok. Keduanya sebenarnya sama saja tetapi dalam berjalannya waktu terdapat perubahan dan ketidak cocokan antara kelompok, ketidakcocokan tersebut menyebabkan keduanya terjadi konflik. Seperti halnya perkelahian antara suporter bonek yang mendukung Persibaya Surabaya dan Pasoepati yang mendukung Persis Solo berujung pada pelemparan batu di kereta api yang melewati kota Solo. Di dalam permainan peran terdapat konsep pemahaman tentang nilai, kejadian-kejadian saat bermain peran menimbulkan efek positif maupun negatif yang merupakan nilai sosial yang sering kita temukan di dalam kehidupan sehari-hari. Karena itu dalam konflik antar kelompok ini kami memilih permainan peran karena dapat memberi pemahaman tentang nilai sosial. Prosedur dalam menyelesaikan masalah tersebut kita memainkan peran sebagaimana masing-masing pendukung, mereka memainkan peran tersebut saat mencapai ketegangan mereka dihentikan dan diberi pengertian dan nilai-nilai yang sesuai dengan masalah tersebut.

Bab IV
Kesimpulan dan Saran

  1. Kesimpulan
Ada dua pertimbangan dasar mengapa kami memutuskan untuk menggunakan teknik memainkan peranan dengan permasalahan-permasalahan di atas. Yang pertama adalah untuk mulai suatu program tentang pendidikan sosial di mana suatu situasi memainkan peranan membentuk sebagian besar material untuk dibahas dan dianalisa.
Alasan yang kedua adalah untuk memberi pengetahuan awal kepada individu tentang suatu masalah pribadi dan hubungan antar pribadi maupun antar kelompok. Lalu membawa mereka ke area permasalahan dengan memainkan peran. Sehingga mereka dapat belajar menemukan solusi permasalahan yang sedang dihadapi.

  1. Saran
Teknik permainan peran ini membutuhkan kemampuan peran tinggi dengan menjiwai perannya sebaik mungkin untuk dibahas dan di analisa karena pada umumnya solusi permasalahan sering kurang tepat karena individu sendiri tidak paham akan tujuan yang dicapai, atau konselor memilih teknik permainan peran ini tetapi tidak menyadari pentingnya langkah-langkah dalam metode ini.

Daftar Rujukan

Winkel, WS. 1991. Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan. Jakarta : Gramedia
Romlah, Tatiek, 2001. Bimbingan Kelompok, Malang: UNM.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan.. sedikit kritik dan saran nya...