Rabu, 12 September 2012

Semangat Generasi Muda dalam Melestarikan Kesenian Karawitan


Selamat malam para pembaca sekalian.. 
Sebenernya abang sudah lama mempunyai keninginan untuk memuat postingan ini, tetapi baru kesampaian sekarang. Mohon dimaklumi kesibukan kuliah memang membuat abang jarang untuk sekedar membuka blog saja.. Oke lanjut saja ya gak perlu panjang lebar tanpa perlu basa-basi lagi langsung ke intinya saja.. Pada postingan kali ini abang merasa sangat senang dengan adanya semangat dari para generasi muda saat ini yang sudah sadar untuk melestarikan budaya Indonesia yaitu karawitan yang berasal dari budaya Jawa.. 

Instrumen Gamelan dalam Karawitan
Karawitan merupakan sebuah karya seni yang berupa musik tradisional jawa, seperti musik klasik kesenian karawitan ini mempunyai instrumen khusus dan unik, beberapa instrumen tersebut dalam bahasa jawa disebut gamelan, instrumen gamelan terdiri dari beberapa alat yaitu antara lain gendhang, bonang barung, bonang penerus, saron, demung, balungan, siter, kecapi, kethuk-kempyang, kenong, gong, dan masih banyak lagi instrumen yang digunakan dalam karawitan (bilang aja abang lupa jenis-jenis gamelannya..hehe), semakin lengkap macam instrumen yang digunakan maka semakin indah lah suara yang dihasilkan.. 


Kesenian Karawitan biasa digunakan untuk mengiringi suatu pertunjukan misalnya digunakan untuk mengiringi seni tari, seni vokal, seni pedhalangan, dan sebagainya..  Karawitan ini terdiri dari laras slendro dan pelog, keduanya merupakan susunan nada yang digunakan untuk memainkan gamelan tersebut,, kalau dalam musik nya bethoven ada nada diatonis-pentatonis nah semacam itulah kiranya..(ternyata musik kita jaman dulu sudah mengenal nada semacam ini ya.. keren!).

“Neg ora awak e dewe sing nguri-uri, sopo meneh?”  

Pada kenyataan nya.. anak muda jaman sekarang, kebanyakan sih yang abang amati pada banyak yang gak suka kesenian karawitan. Kebanyakan dari mereka(anak muda) lebih suka sama musik-musik luar dan jarang sekali pada ngedengerin musik karawitan. Abang sih gak menyalahkan ya kalau misalnya mereka pada suka musik luar, asal selama tidak meninggalkan musik dalam negri apalagi ini kan musik kebudayaan kita sendiri, dan yang membuat abang agak berbangga dan juga bersedih itu pas ada pertunjukan wayang di kampus abang, ada bule yang bisa nyinden (vokal) dan di deket daerah abang ada beberapa orang dari jepang dan australia pada belajar karya seni kita.. gile aja tuh, bela-belain cari paspor tinggal di Indonesia dan belajar budaya kita.. Bangga gak tuh, harusnya bangga ya.. iya sih,, bangga lah siapa juga yang gak bangga kebudayaan kita terkanal sampai bule pun mau belajar kesenian kita, berarti enggak kalah tuh musik kita sama musiknya cristian bautista atau cristina perry..hehehe Cuma yang abang sayangkan itu generasi muda kitanya sendiri yang luar biasa sedikitnya yang mau belajar musik kita sendiri,, 

Pernah abang tanya kenapa mereka gak suka musik karawitan, lalu ada yang alasan musiknya sulit lah, musiknya orang jaman dulu lah, ada yang bilang musik nya terlalu slow lah, biayanya mahal lah dan banyak lagi alasan mereka buat lari dari pertanyaan abang.. Memang bener kalau mau belajar gamelan itu butuh biaya gak seberapa khususnya dalam pembelian instrumen karena harus se-paket gak kayak band bisa beli gitarnya aja maennya kalau di studio, kalau karawitan mah enggak ada studionya.. ada juga paling di sekolahan(pasti juga gak boleh kalau dipinjem buat maen juga..).
Generasi muda Desa Dayu yang sedang asik belajar memainkan instrumen gamelan balungan

Alhamdulilah.. akhirnya di desa Dayu kecamatan Weru kabupaten Sukoharjo, sekarang sudah tersedia fasilitas dan tempat bagi para generasi muda yang mau dan ikhlas belajar kesenian karawitan.. Abang turut bahagia akhirnya kesenian karawitan tidak hanya di dengar tetapi sekarang bisa dimainkan oleh generasi muda yang sadar akan kesenian karawitan.. Bagi teman-teman yang mau belajar, silahkan datang atau mampir untuk sekedar melihat para generasi muda kita yang belajar karawitan disana untuk jadwal latihan dilaksanakan setiap malam jumat bagi para pemuda yang latihan dan malam senin performance-nya,, bagi yang belum bisa tapi ingin mencoba belajar tidak perlu takut kesulitan cara memainkannya, karena di desa Dayu tersebut juga di bimbing oleh guru karawitan yang sudah ahli dalam bidangnya.. Pernah abang mendengar perkataan dari ketua pemuda di desa tersebut “Neg ora awak e dewe sing nguri-uri, sopo meneh?” (Kalau tidak kita yang melestarikannya, siapa lagi).  ya.. benar, karawitan memang budaya peninggalan nenek moyang kita,, Buktikan kalau kita 100% Indonesia..!!!!!  Ada yang berminat belajar???

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan.. sedikit kritik dan saran nya...