Selamat
malam para pembaca sekalian..
Sebenernya abang sudah lama mempunyai keninginan
untuk memuat postingan ini, tetapi baru kesampaian sekarang. Mohon dimaklumi kesibukan
kuliah memang membuat abang jarang untuk sekedar membuka blog saja.. Oke lanjut
saja ya gak perlu panjang lebar tanpa perlu basa-basi lagi langsung ke intinya
saja.. Pada postingan kali ini abang merasa sangat senang dengan adanya
semangat dari para generasi muda saat ini yang sudah sadar untuk melestarikan
budaya Indonesia yaitu karawitan yang berasal dari budaya Jawa..
Instrumen Gamelan dalam Karawitan |
Karawitan
merupakan sebuah karya seni yang berupa musik tradisional jawa, seperti musik klasik kesenian karawitan ini mempunyai instrumen khusus dan unik, beberapa instrumen tersebut dalam
bahasa jawa disebut gamelan, instrumen gamelan terdiri dari beberapa alat yaitu
antara lain gendhang, bonang barung, bonang penerus, saron, demung, balungan,
siter, kecapi, kethuk-kempyang, kenong, gong, dan masih banyak lagi instrumen yang digunakan
dalam karawitan (bilang aja abang lupa jenis-jenis gamelannya..hehe), semakin
lengkap macam instrumen yang digunakan maka semakin indah lah suara yang
dihasilkan..
Kesenian Karawitan biasa digunakan untuk mengiringi suatu
pertunjukan misalnya digunakan untuk mengiringi seni tari, seni vokal, seni
pedhalangan, dan sebagainya.. Karawitan
ini terdiri dari laras slendro dan pelog, keduanya merupakan susunan nada yang
digunakan untuk memainkan gamelan tersebut,, kalau dalam musik nya bethoven ada
nada diatonis-pentatonis nah semacam itulah kiranya..(ternyata musik kita jaman
dulu sudah mengenal nada semacam ini ya.. keren!).
“Neg ora awak e dewe sing nguri-uri, sopo meneh?”
Pada
kenyataan nya.. anak muda jaman sekarang, kebanyakan sih yang abang amati pada
banyak yang gak suka kesenian karawitan. Kebanyakan dari mereka(anak muda)
lebih suka sama musik-musik luar dan jarang sekali pada ngedengerin musik
karawitan. Abang sih gak menyalahkan ya kalau misalnya mereka pada suka musik
luar, asal selama tidak meninggalkan musik dalam negri apalagi ini kan musik
kebudayaan kita sendiri, dan yang membuat abang agak berbangga dan juga
bersedih itu pas ada pertunjukan wayang di kampus abang, ada bule yang bisa
nyinden (vokal) dan di deket daerah abang ada beberapa orang dari jepang dan
australia pada belajar karya seni kita.. gile aja tuh, bela-belain cari paspor
tinggal di Indonesia dan belajar budaya kita.. Bangga gak tuh, harusnya bangga
ya.. iya sih,, bangga lah siapa juga yang gak bangga kebudayaan kita terkanal
sampai bule pun mau belajar kesenian kita, berarti enggak kalah tuh musik kita
sama musiknya cristian bautista atau cristina perry..hehehe Cuma yang abang
sayangkan itu generasi muda kitanya sendiri yang luar biasa sedikitnya yang mau
belajar musik kita sendiri,,
Pernah abang tanya kenapa mereka gak suka musik
karawitan, lalu ada yang alasan musiknya sulit lah, musiknya orang jaman dulu
lah, ada yang bilang musik nya terlalu slow lah, biayanya mahal lah dan banyak lagi
alasan mereka buat lari dari pertanyaan abang.. Memang bener kalau mau belajar
gamelan itu butuh biaya gak seberapa khususnya dalam pembelian instrumen karena
harus se-paket gak kayak band bisa beli gitarnya aja maennya kalau di studio,
kalau karawitan mah enggak ada studionya.. ada juga paling di sekolahan(pasti
juga gak boleh kalau dipinjem buat maen juga..).
Generasi muda Desa Dayu yang sedang asik belajar memainkan instrumen gamelan balungan |
Alhamdulilah..
akhirnya di desa Dayu kecamatan Weru kabupaten Sukoharjo, sekarang sudah
tersedia fasilitas dan tempat bagi para generasi muda yang mau dan ikhlas
belajar kesenian karawitan.. Abang turut bahagia akhirnya kesenian karawitan
tidak hanya di dengar tetapi sekarang bisa dimainkan oleh generasi muda yang
sadar akan kesenian karawitan.. Bagi teman-teman yang mau belajar, silahkan datang
atau mampir untuk sekedar melihat para generasi muda kita yang belajar
karawitan disana untuk jadwal latihan dilaksanakan setiap malam jumat bagi para
pemuda yang latihan dan malam senin performance-nya,, bagi yang belum bisa tapi
ingin mencoba belajar tidak perlu takut kesulitan cara memainkannya, karena di
desa Dayu tersebut juga di bimbing oleh guru karawitan yang sudah ahli dalam
bidangnya.. Pernah abang mendengar perkataan dari ketua pemuda di desa tersebut
“Neg ora awak e dewe sing nguri-uri, sopo meneh?” (Kalau tidak kita yang melestarikannya, siapa lagi). ya.. benar, karawitan memang budaya
peninggalan nenek moyang kita,, Buktikan kalau kita 100% Indonesia..!!!!! Ada yang berminat belajar???
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan.. sedikit kritik dan saran nya...