Evaluasi berarti pengumpulan kenyataan secara sistematis
untuk menetapkan apakah dalam kenyataannya terjadi perubahan dalam diri siswa
dan menetapkan sejauh mana tingkat perubahan dalam diri pribadi siswa. Evaluasi
Pendidikan adalah kegitan menilai yang terjadi dalam kegiatan pendidikan.
Bertujuan melakukan evaluasi dalam proses belajar mengajar untuk mendapatkan
informasi akurat mengenai tingkat pencapaian tujuan instruksional oleh siswa
sehingga dapat diupayakan tindak lanjutnya.
Evaluasi pendidikan dapat diartikan sebagai pengukuran atau
penilaian hasil belajar-mengajar, padahal antara keduanya punya arti yang
berbeda meskipun saling berhubungan. mengukur adalah membandingkan sesuatu dan
satu ukuran (kuantitatif), sedangkan menilai berarti mengambil satu keputusan
terhadap sesuatu dengan ukuran baik buruk (kualitatif). Adapun pengertian
evaluasi meliputi keduanya.
Meskipun sekarang memiliki makna yang lebih luas, namun pada
awalnya pengertian evaluasi pendidikan selalu dikaitkan dengan prestasi belajar
siswa. seperti definisi yang pertama dikembangkan oleh Ralph Tyler (1950)
beliau mengatakan, bahwa evaluasi merupakan proses pengumpulan data untuk
menentukan sejauh mana, dalam hal apa, dan bagian mana tujuan pendidikan sudah
tercapai. Jika belum, bagaimana yang belum ada dan apa sebabnya. Untuk definisi
yang lebih luasdikemukakan oleh dua orang ahli lain yaitu Cronbach dan
Stufflebeam, definisi tersebut adalah bahwa proses evaluasi bukan sekedar
mengukur sejauh mana tujuan tercapai, tetapi digunakan untuk membuat keputusan.
Yang dibahas dalam buku ini terutama adalah evaluasi
pendidikan dalam institusi pendidikan, tetapi mengkhususkan evaluasi hasil
belajar. Dalam dunia pendidikan,khususnya dunia persekolahan, penilaian
mempunyai makna ditinjau dari berbagai segi:
Makna bagi siswa
Dengan diadakannya penilaian, maka siswa dapat mengetahui
apakah dia telah berhasil mengikuti pelajaran yang telah diberikan oleh guru.
Hasil yang diperoleh siswa dari pekerjaan menilai ini ada dua kemungkinan,
memuaskan atau tidak memuaskan.
b. Makna bagi guru
Dengan hasil penilaian yang diperoleh guru akan dapat
mengetahui siswa mana yang sudah berhak melanjutkan pelajarannya karena sudah
berhasil menguasai bahan, maupun mengetahui siswayang belum berhasil menguasai
bahan. Dengan petunjuk ini guru dapat lebih memusatkan perhatiannya pada
siswayang belum berhasil. Apalagi jika guru tahu sebab-sebabnya.
c. Makna bagi sekolah
Apabila guru-guru mengadakan penilaian dan diketahui
bagaimana hasil belajar siswa-siswanya,dapat diketahui pula apakah kondisi
belajar yang diciptakan sekolah sudah sesuai harapan atau belum, karena hasil
belajar merupakan cermain kualitas suatu sekolah.
Sasaran evaluasi
1. Input
Input merupakan aspek yang bersifat rohani yang
setidak-tidaknya mencakup empat hal yaitu: Kemampuan, Kepribadian, sikap dan
inteligensi.
2. Transformasi
Unsur-unsur dalam transformasi yang menjadi objek penilaian
meliputi: kurikulum atau materi, metode dan cara penilaian, sasaran
pendidikan/media, sistem administrasi, guru dan personal lainnya.
3. Output
Penilaian terhadap lulusan suatu sekolah dilakukan untuk
mengetahui sebeapa jauh tingkat pencapaian/prestasi belajar mereka selama
mengikuti program. Alat yang digunakan untuk mengukur pencapaian ini disebut
tes pencapaian atau achievement test.
Prinsip dan Alat Evaluasi
Ada satu prinsip umum dan penting dalam kegiatan evaluasi,
yaitu adanya triangulasi atau hubungan erat ketiga komponen yaitu antara tujuan
pembelajaran, kegiatan pembelajaran/KBM dan evaluasi.
Dalam pengertian umum, alat adalah sesuatu yang dapat
digunakan untuk mempermudah seseorang dalam melaksanakan tugas atau mencapai
tujuan lebih efektif dan efisien. Dengan pengertian tersebut maka alat evaluasi
dapat dikatakan baik apabila mampu mengevaluasi suatu yang dievaluasi dengan
hasil seperti keadaan yang dievaluasi. Dalam menggunakan alat tersebut
evaluator menggunakan cara/tehnik, dan oleh karena itu dikenal dengan tehnik
evaluasi. Ada dua tehnik dalam evaluasi, yaitu tehnik tes dan non tes.
Ciri-ciri tes yang baik
Sebuah tes yang dapat dikatakan baik sebagai alat pengukur
harus memilki persyaratan tes, yaitu memiliki:
a. Validitas
Sebuah tes disebut valid apabila tes tersebut dapat tepat
mengukur apa yang hendak diukur. Contoh, untuk mengukur partisipasi siswa dalam
proses belajar mengajar, bukan diukur melalui nilai yang diperoleh pada waktu
ulangan, tetapi dilihat melalui: kehadiran, terpusatnya perhatian pada
pelajaran, ketepatan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh guru
dalam arti relevan pada permasalahannya.
b. Reliabilitas
Berasal dari kata asal reliable yang artinya dapat
dipercaya. Tes dapat dikatakan dapat dipercaya jika memberikan hasil yang tetap
apabila diteskan berkali-kali. Sebuah tes dikatakan reliabel apabila
hasil-hasil tes tersebut menunjukan ketetapan. Jika dihubungkan dengan
validitas, maka: Validitas adalah ketepatan dan reliabilitas adalah ketetapan.
c.Objektivitas
Sebuah dikatakan memiliki objektivitas apabila dalam
melaksanakan tes itu tidak ada faktor subjektif yang mempengaruhi. hal ini
terutama terjadipada sistem scoringnya. Apabila dikaitkan dengan reliabilitas
maka objektivitas menekankan ketetapan pada sistem scoringnya, sedangkan
reliabilitas menekankan ketetapan dalam hasil tes.
d. Prakitikabilitas
Sebuah tes dikatakan memiliki praktibilitas yang tinggi
apabila tes tersebut bersifat praktis dan mudah pengadministrasiannya. tes yang
baik adalah yang: mudah dilaksanakan, mudah pemeriksaannya, dan dilengkapi
dengan petunjuk-petunjuk yang jelas.
e. Ekonomis
Yang dimaksud ekonomis disini ialah bahwa pelaksanaan tes
tersebut tidak membutuhkan ongkos atau biaya yang mahal, tenaga yang banyak,
dan waktu yang lama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan.. sedikit kritik dan saran nya...